Abstract
Leadership is one of the most salient aspects of the organizational context. Leadership has been described as the process of social influence in which one person can to enlist the aid and support of others in the accomplishment of a common task. In Hotel Industry also need a good leadership to manage the effectively of the process which increasing the satisfied customer loyalty.
I.PENDAHULUAN
Maju mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, mati hidupnya organisasi sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Di satu pihak, manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin sedangkan di pihak lain ada sejumlah manusia yang mempunyai kemampuan yang lebih utuk memimpin sehingga perusahaan berjalan dengan baik. Setiap pemimpin dalam melaksanakan pekerjaannya dituntut untuk memiliki kepemimpinan yang tegas, luwes & berwibawa kepada bawahannya dan juga diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal yang disesuaikan dengan gaya kepemimpinan yang ada. Sehingga seorang pemimpin perlu lebih memahami mengenai latar belakang, tingkah laku, dan kebutuhan atau keinginan para karyawannya. Jika seorang karyawan melakukan pekerjaannya dengan semangat dan sepenuh hati maka tujuan perusahaan dapat dicapai dengan hasil yang optimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka dipilih judul Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan kantor depan dihotel X
A. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan selama menjalani penelitian dikantor depan X terlihat beberapa permasalahan yang terkait dengan masalah kepemimpinan, antara lain :
a) Belum diketahuinya gaya kepemimpinan Front Office manager dikantor depan hotel.
b) Kurangnya kepercayaan pimpinan terhadap anak buah menyebabkan menurunnya rasa percaya diri karyawan
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
a) Sejauh mana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Front Office dihotel X?
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi yang berhubungan dengan judul antara lain :
1. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah unsur yang terpenting dalam suatu perusahaan, pemimpin memegang peranan agar usaha dan kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan dapat berjalan lancar dan sistematis sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai dengan baik.
Berbagai pendapat para ahli mendefinisikan pengertian kepemimpinan (leadersip) dengan analisa dari sudut pandang yang berbeda, antara lain sebagai berikut ( Soekarso, 2001 : 3) :
a. Ordway Tead ( 1995: 25)
“ Leadership is the activity of influencing people to corporate toward some goal which come to find desirable”.
Yang artinya : Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.
b. Harold Koontz & Cyrill O’Donnell (1998 : 12)
“ Leadership is the art of inducing subordinates to accomplish their assignment with zeal and confidence “.
Yang artinya : Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk meyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan semangat keyakinan.
c. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard ( 1998 : 20)
“ Leadership is the process of influencing the activities of an individual or a group in efforts toward goal achievement in a given situation ”.
Yang artinya : Kepemimpinan adalah proses menpengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
“ Leadership is defined as the process of moving a group (or groups) in some direction through mostly noncoercive means”.
Beberapa tipe / gaya kepemimpinan menurut Hasibuan (2000 : 172), adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuavive (yang menyakinkan), menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
c. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif yaitu apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan (kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan).
d. Kepemimpinan Situasional
Model kepemimpinan situsional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard di Pusat Studi Kepemimpinan pada akhir tahun 1960. Kepemimpinan Situsional mengacu pada gaya kepemimpinan mana yang harus digunakan terhadap individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi.
2. Pengertian Kepuasan Kerja
Davis (1995 : 501) mengemukakan bahwa “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work”. Yang artinya, kepuasan kerja merupakan perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan dalam memandang pekerjaannya. Sedangkan E.A. Locke (1996 :1300) seperti dikutip oleh Luthans (1998 : 144) memberikan definisi kepuasan kerja sebagai “ a pleasureable or positive emotional state resulting from the appraisal of one’s job or job experience “. Yang artinya kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang menyenangkan atau positif yang merupakan hasil dari penilaian atas pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, untuk memudahkan penjelasan mengenai fokus dari penelitian proyek akhir ini mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan di X. Maka dirumuskan kerangka pikir penelitian sebagai berikut
------------>
Kepuasan Kerja |
1. Kompensasi 2. Motivasi 3. Lingkungan Kerja |
Gaya Kepemimpinan |
1. Kepemimpinan Otoriter 2. Kepemimpinan Partisipatif 3. Kepemimpinan Delegatif 4. Kepemimpinan Situsional |
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
II. METODOLOGI
A. Variabel dan Pengukurannya
Pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto ( 2000 : 94 ) skala likert yaitu alat untuk menunjukkan sejauh mana tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang diajukan, skala ini disebut juga Summated Rating-Method.
Tabel 1.
Variabel, indikator, dan skala pengukuran
No. | Variabel | Indikator | Skala Pengukuran |
1 | Variabel bebas (Gaya Kepemimpinan) | a. Kepemimpinan Otoriter b. Kepemimpinan Partisipatif c. Kepemimpinan Delegatif d. Kepemimpinan Situsional | Skala Likert |
2. | Variabel terikat (Kepuasan Kerja) | a. Kompensasi b. Motivasi c. Lingkungan kerja | Skala Likert |
A. Metode Analisis Data
Pengukuran korelasi antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja digunakan koefisien korelasi Pearson. Untuk mencari / menghitung hubungan ( korelasi ) antara variabel bebas dan variabel terikat digunakan korelasi product moment. Sedangkan untuk menghitung koefisien determinasi dimana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja yaitu dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi tersebut dikalikan 100%.
Dalam perhitungan analisa korelasi ini digunakan rumus korelasi product moment, yaitu :
nΣX.Y – (ΣX) (ΣY)
rxy = _____________________________________________________________
[ nΣX2 – (ΣX)2 ] [ nΣY2- (ΣY)2 ]
Dua buah variabel yang digunakan pada penelitian ini diwakilkan oleh huruf X sebagai gaya kepemimpinan ( variabel bebas ) dan huruf Y sebagai kepuasan kerja ( variabel terikat ), n merupakan lambang dari jumlah responden atau jumlah karyawan kantor depan di hotel Grand Hyatt Singapore serta huruf rxy sebagai korelasi atau hubungan antara X dan Y.
Hasil yang didapat dari rumus korelasi product moment ( koefisien korelasi Pearson ) tersebut selanjutnya akan diproses kembali sehingga menghasilkan hubungan yang berupa positif ataupun negatif.
Table 3
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien | Tingkat Hubungan |
0,00 – 0,199 | Sangat Rendah |
0,20 – 0,399 | Rendah |
0,40 – 0,599 | Sedang |
0,60 – 0,799 | Kuat |
0,80 – 1,000 | Sangat Kuat |
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan d hotel X pada awal Juli 2006 sampai dengan awal Januari 2007.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan kantor depan yang bekerja di X. Untuk memperkuat pembahasan, dijabarkan karakteristik responden ke dalam pengukuran yang secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin | Jumlah Responden | Persentase ( % ) |
Laki- laki | 14 | 47 |
Perempuan | 16 | 53 |
Total | 30 | 100 |
Sumber : Data Hasil Kuesioner | |
Berdasarkan tabel karakteristik responden menurut jenis kelamin maka dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang dengan persentase sebesar 47%, dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 16 orang dengan persentase sebesar 53%. Hal ini menyatakan bahwa sebagian besar karyawan adalah berjenis kelamin wanita
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status / Jabata
Jabatan / status | Jumlah Responden | Persentase ( % ) |
Staf | 25 | 83 |
Part timer | 5 | 17 |
Total | 30 | 100 |
Sumber : Data Hasil Kuesioner | |
Berdasarkan tabel karakteristik responden menurut status diatas, maka dapat dilihat bahwa karyawan yang berstatus staf berjumlah 25 orang atau sebesar 83%, sedangkan yang berstatus part timer berjumlah 5 orang atau sebesar 17%. Hal ini menyatakan bahwa sebagian besar karyawan adalah berstatus staf.
Tabel 6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja | Jumlah Responden | Persentase ( % ) |
1 - 6 bulan | 3 | 10 |
6 - 12 bulan | 5 | 17 |
1 - 3 tahun | 10 | 33 |
> 3 tahun | 12 | 40 |
Total | 30 | 100 |
Sumber : Data Hasil Kuesioner | |
Berdasarkan tabel karakteristik responden menurut masa kerja maka dapat dilihat bahwa responden yang lama bekerja antara 1-6 bulan berjumlah 3 orang dengan persentase 10%, yang lama bekerja antara 6-12 bulan berjumlah 5 orang dengan persentase 17%, yang lama bekerja antara 1-3 tahun berjumlah 10 orang dengan persentase 33% dan yang lama bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 12 orang. Hal ini menyatakan bahwa sebagian besar karyawan bekerja selama lebih dari 3 tahun.
Tabel 7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Terakhir | Jumlah Responden | Persentase ( % ) |
Senior High School | 6 | 20 |
Diploma | 10 | 33 |
Scholar | 14 | 47 |
Total | 30 | 100 |
Sumber : Data Hasil Kuesioner | |
Berdasarkan tabel karakteristik responden menurut pendidikan terakhir maka dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan terakhir Senior High School berjumlah 6 orang dengan persentase 20%, yang berpendidikan terakhir Diploma berjumlah 10 orang dengan persentase 33%, yang berpendidikan terakhir Scholar berjumlah 14 orang dengan persentase 47%. Hal ini menyatakan bahwa sebagian besar karyawan berpendidikan Scholar ( Sarjana ).
Tabel 8
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur | Jumlah Responden | Persentase ( % ) |
< 20 tahun | 3 | 10 |
20-30 tahun | 15 | 50 |
30-40 tahun | 9 | 30 |
> 40 tahun | 3 | 10 |
Total | 30 | 100 |
Sumber : Data Hasil Kuesioner | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar