ABSTRAK
The
human resources preparation to satisfy the customers has become a basic need in
every hotel. By having the cooperation with the educational world, hotels have
on the job training program as their asset in recruiting new employees in the
future. Hotels design the training program and make their employees become
multi-skilled workers for the effectiveness of work in order to satisfy their
customers. The correlation of a multi-skilled trainee and the effectiveness in
front office department at the hotel is important to be observed as the front
office department is the center of the activities in the hotel. The aim of this
observation is for knowing the correlation between the multi-skilled trainee
and the effectiveness of work for satisfying the customer. This observation
reveals the correlation between multi-skilled trainees and the effectiveness of
work in the front office department in stared hotel.
Keywords: multi-skill,
trainee, effectiveness, front office, customer’s satisfaction.
I.
PENDAHULUAN
(1) Identifikasi Masalah
Persiapan sumber daya
manusia dengan melibatkan trainee di
dalamnya merupakan suatu investasi bagi sebuah hotel. Dalam pelaksanaanya, trainee diharapkan mampu menunjukan
performasi seperti layaknya karyawan tetap. Tidak terkecuali di departemen
kantor depan hotel, dimana setiap orang yang yang bekerja di dalamnya dituntut
untuk dapat melakukan berbagai jenis perkerjaan dalam lingkup departemen kantor
depan. Multi-skilled employee merupakan
salah satu yang dibutuhkan dalam industri perhotelan saat ini guna menciptakan
efektifitas kerja yang berujung pada kepuasan pelanggan.
Dari uraian di atas
dapat diketahui bahwa identifikasi masalah adalah: belum diketahuinya hubungan multi-skilled trainee terhadap efektifitas
kerja di departemen kantor depan hotel berbintang.
(2) Perumusan Masalah
Dari pembatasan
masalah di atas, adapun masalah-masalah yang timbul akan dilihat dan dibahas
lebih lanjut yang meliputi: apakah ada hubungan antara multi-skilled trainee dengan efektifitas kerja di departemen kantor
depan hotel berbintang.
(3) Pembatasan Masalah
Penelitian
terfokus hanya pada hubungan multi-skilled
trainee dengan
efektifitas kerja di departemen kantor
depan hotel berbintang empat dan lima
pada bagian resepsionis, front office
cashier, dan guest relations officer.
I.
KERANKA TEORITIS
1 I. Multi-skill
Berkembangnya hotel
modern saat ini menuntut efektifitas dari petugas yang bekerja di dalamnya Pada
hotel-hotel besar yang memiliki jumlah kamar yang cukup banyak, penyatuan kerja
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kepada tamu dan efektifitas
kerja di departemen itu sendiri. Untuk menyelengarakan pelayanan yang efektif
itu maka saat ini dibutuhkan multi-skilled
employee, dimana karyawan yang dimaksud dapat melakukan lebih dari satu
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Penyatuan kerja di departemen kantor
depan hotel dapat dicontohkan dengan penyatuan kerja seorang resepsionis, front office cashier, dan guest relations officer.
Menurut Simamora
(2001:159) ada beberapa cara dalam mendesain pekerjaan bagi karyawan agar
menjadi multi-skilled employee,
diantaranya adalah simplifikasi pekerjaan, rotasi pekerjaan, pemekaran
pekerjaan, dan pemerkayaan pekerjaan. Dengan desain tersebut diatas, karyawan diharapkan mampu untuk dapat
melakukan lebih dari satu jenis pekerjaan sehingga menguntungkan bagi
perusahaan dan pelanggan karena menimbulkan efektivitas kerja.
Simplifikasi pekerjaan (job simplification) merupakan cara-cara yang menempatkan
perencanaan dan pengorganisasian merupakan jatah para manajer, sedangkan
karyawan hanya semata-mata melakukan tugas-tugas yang telah digariskan oleh
manajemen. Simplifikasi pekerjaan dapat memanfaatkan tenaga kerja secara
efektif guna mengghasilkan produk dan jasa yang terstandarisasi.
Rotasi pekerjaan (job rotation) memiliki tujuan supaya
memungkinkannya mempelajari sesuatu dari setiap posisi dari berbagai unit
organisasi relatif satu sama lain. Organisasi diuntungkan karena karyawan
menjadi kompeten dalam beberapa pekerjaan. Selain itu rotasi pekerjaan
memberikan kepada manajer alat untuk menghadapi ketidakhadiran yang sering dan
perputaran karyawan. Dengan demikian bila terjadi kekosongan pekerjaan, karyawan
lain dapat dengan mudah mengisi kekosongan tersebut dengan meminimalisasi efek
yang mungkin terjadi.
Pemekaran pekerjaan (job enlargement)
adalah sebuah pendekatan untuk memberi pekerjaan lebih kepada karyawan
dalam rangka memberi variasi yang lebih besar. Pemekaran pekerjaan dapat
mengurangi kemonotonan dan memperbesar siklus pekerjaan. Dengan membesarnya
siklus pekerjaan tersebut, karyawan diharapkan mampu mengerjakan suatu jenis
pekerjaan lain diluar porsi yang biasa mereka lakukan, sehingga diharapkan
bahwa kemampuan karyawan akan bertambah dan dapat mengaplikasikannya dalam
keadaan tertentu.
Pemerkayaan pekerjaan (job
enrichment) berusaha merancang pekerjaan-pekerjaan dalam cara-cara yang
membantu pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka akan pertumbuhan,
pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan lebih menekankan kepada
nilai tanggung jawab karena hal ini merupakan ekstensi vertikal, dimana
karyawan diberi tanggung jawab lebih dalam melakukan proses planning dan controlling yang merupakan fungsi dari kepemimpinan.
1II. Trainee
Dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas, berbagai hotel menyelenggarakan training program yang ditujukan bagi
pelajar atau mahasiswa yang sedang dalam tahap pembelajaran pada bidang
perhotelan.
Trainee dapat
didefinisikan sebagai orang yang melakukan atau sedang dalam training program.Sedangkan menurut
wikipedia.com, “The term training
refers to the acquisition of knowledge, skills, and competencies as a result of
the teaching of vocational or practical skills and knowledge that relate to
specific useful competencies” yang dapat diartikan bahwa training merupakan penambahan
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan sebagai hasil dari pengajaran kejuruan
atau kemampuan praktis dan pengetahuan yang berhubungan dengan keampuan yang
berguna.
Dalam pelaksanaanya
di lapangan, training dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya dengan on
the job training.
“On-the-job
training takes place in a normal working situation, using the actual tools,
equipment, documents or materials that trainees will use when fully trained.
On-the-job training has a general reputation as most effective for vocational
work.” (wikipedia.com)
Pengertian tersebut
dapat diartikan sebagai: on the job
training diselenggarakan di situasi kerja yang normal, menggunakan
alat-alat yang sesungguhnya, perlengkapan, dokumen dan materi yang digunakan
oleh peserta pada saat pelatihan. On the
job training merupakan sarana yang paling efektif untuk pekerjaan kejuruan.
1)
Efektivitas
Kerja
Berbagai jenis pekerjaan
yang ada harus dapat dilakukan secara efektif. Efektifitas sangat besar
pengaruhnya pada perusahaan maupun pada pelanggan. Dengan malakukan pekerjaan
secara efektif, maka diharapkan dapat mengurangi beban kerja karyawan lainnya,
terciptanya produk dan pelayanan yang terstandarisasi, dan berujung pada
kepuasan pelanggan yang menerima produk atau pelayanan tersebut.
Menurut Simamora
(2001:59), efektivitas berarti memenuhi atau melebihi kebutuhan-kebutuhan
pelanggan. Lebih lanjut Simamora memaparkan bahwa dalam efektivitas, ada
beberapa criteria yang harus dipenuhi, diantaranya adalah: memberikan kualitas
dan kuantitas paling tinggi dengan biaya paling rendah dan cara yang tepat
waktu, dengan supervisi seminimal mungkin dan memberi dampak maksimal pada
sejawat dan pelanggan.
Peningkatan
efektivitas dapat dilakukan dengan empat langkah: diagnosis permasalahan,
evaluasi praktik yang berjalan, desain system manajemen sumber daya manusia,
dan implementasi sistem. Setiap staf dibentuk untuk membantu departemen lini
atau operasi guna melakukan tugas secara efektif.
2)
Kerangka Berpikir
Salah satu faktor yang
mendukung efektivitas kerja pada kegiatan operasional di departemen kantor
depan hotel adalah dengan tersedianya multi-skilled
employee. Sedangkan dalam persiapannya, manajemen hotel melibatkan trainee yang berasal dari institusi
pendidikan dengan harapan mampu menampilkan pekerjaan seperti karyawan tetap.
Dimensi yang digunakan dalam mengukur multi-skilled
trainee adalah: simplifikasi pekerjaan (job
simplification), rotasi pekerjaan (job
rotation), pemekaran pekerjaan (job
enlargement), dan pemerkayaan pekerjaan (job
enrichment).
Efektivitas kerja sebagai pengaruh dari multi-skilled trainee memiliki tujuan
untuk meringankan beban kerja dan menimbulkan kepuasan pelanggan. Untuk
mengetahui berapa besar pengaruh multi-skilled
trainee terhadap efektivitas maka terdapat beberapa untuk mengukurnya,
yaitu: high quality, high quantity, lower
cost, on time ,dan minimal
supervision
Multi-skilled
Trainee ======> Efektivitas
Kerja
·
Job Simplification <====== High Quality
·
Job Rotation High Quantity
·
Job Enlargement Low Cost
·
Job Enrichment
On Time
· Minimal Supervision
Sumber: Simamora,Henry. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN, 2001.
III.
METODOLOGI
PENELITIAN
1) Metode dan Unit Analisis Penelitian
Penelitian deskriptif yang
dilakukan untuk menganalisa data yang dikumpulkan, disusun, dan
diklarifikasikan untuk menginteprestasikan secara deskriptif guna memperoleh
gambaran tentang hubungan multi-skilled
trainee dan efektifitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang.
Studi deskriptif ini meneliti relevansi antara multi-skill dengan efektifitas kerja.
2) Variabel dan Cara Pengukurannya
Dalam penelitian ini
penulis membagi cara pengumpulan data menjadi dua variabel yang mendukung
penelitian, yaitu:
1.
Variabel Independen: Yang
menjadi variabel bebas disini adalah multi-skilled
trainee.
2.
Variabel Dependen; Yang
menjadi variabel terikat disini adalah efektivitas kerja
3) Hipotesis Penelitian
Berikut ini adalah
hipotesis dari penelitian berdasarkan perumusan masalah:
Ø Ho =
Tidak terdapat korelasi antara Multi-skilled
Trainee dan Efektifitas Kerja
Ø H1 =
Terdapat korelasi antara Multi-skilled
Trainee dan Efektifitas Kerja
4) Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di
Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta. Penelitian dilakukan selama tiga
bulan pada tahun 2008, yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.
Profil
Penelitian
Berikut
akan ditampilkan profil penelitian yang terangkum melalui sensus dengan
menggunakan media kuesioner:
Tabel 4.1
Profil Trainee
Berdasarkan Jenis Kelamin
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
14
|
46.7
|
46.7
|
46.7
|
2 |
16
|
53.3
|
53.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Dari tabel 4.1 yang disajikan diatas, diketahui bahwa responden terdiri
dari 14 pria (47%) dan 16 wanita (53%) dimana total responden mencapai 30
responden yang merupakan trainee dari
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang tersebar di beberapa hotel berbintang
baik dalam maupun luar negri.
Tabel 4.2
Profil Trainee Berdasarkan Klasifikasi Hotel
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
8
|
26.7
|
26.7
|
26.7
|
2 |
22
|
73.3
|
73.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Tabel 4.2 menggambarkan banyaknya trainee
yang bekerja di hotel berbintang empat, yaitu sebanyak 27% (8 trainee), dan yang bekerja di hotel
berbintang lima sebanyak 73% (22 trainee).
Tabel 4.3
Profil Trainee
Berdasarkan Bagian
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
22
|
73.3
|
73.3
|
73.3
|
3 |
8
|
26.7
|
26.7
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Tabel 4.3 menggambarkan jumlah trainee
di masing-masing bagian, dimana ditemukan bahwa 73% responden (22 trainee) bekerja di bagian reception dan 27% responden (8 trainee) bekerja di bagian GRO.
1. Deskripsi Respon Responden (Hasil Kuesioner) Multi-skill di Departemen Kantor Depan
Hotel Berbintang
a.
Job Simplification
Tabel 4.4
Deskripsi Respon Responden untuk Menerapkan SOP
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
3
|
2
|
6.7
|
6.7
|
6.7
|
4 |
22
|
73.3
|
73.3
|
80.0
|
|
5 |
6
|
20.0
|
20.0
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa respon responden terhadap penerapan standard operating procedure di hotel
berbintang menyatakan sering dengan ditunjukan oleh 73.3% (22 orang), diikuti
dengan sangat sering sebesar 20% (6 orang). Sedangkan yang menyatakan
kadang-kadang sebesar 6.7% (2 orang). Respon dinyatakan positif karena 93.3%
menyatakan sering ke atas dalam menerapkan standard
operating procedure.
Tabel 4.5
Deskripsi Respon Responden untuk Penerapan
Strategi Manajemen
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
3
|
8
|
26.7
|
26.7
|
26.7
|
4 |
18
|
60.0
|
60.0
|
86.7
|
|
5 |
4
|
13.3
|
13.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon responden
untuk penerapan strategi manajemen menunjukan bahwa 60% (18 orang) menyatakan
sering, diikuti dengan 36.7% (8 orang) menyatakan kadang-kadang, dan 13.3% (4
orang) menyatakan sangat sering. Respon yang ditunjukan bersifat positif karena
73.3% responden menyatakan sering ke atas.
b.
Job Rotation
Tabel 4.6
Deskripsi Respon Responden
untuk Rotasi ke Bagian Lain
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
4
|
13.3
|
13.3
|
13.3
|
2 |
2
|
6.7
|
6.7
|
20.0
|
|
3 |
16
|
53.3
|
53.3
|
73.3
|
|
4 |
6
|
20.0
|
20.0
|
93.3
|
|
5 |
2
|
6.7
|
6.7
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon responden
terhadap rotasi ke bagian lain menunjukan bahwa 53.3% (16 orang) menyatakan
kadang-kadang, diikuti dengan 20% (6 orang) menyatakan sering, 13.3% (4 orang)
menyatakan tidak pernah, 6.7% (2 orang) menyatakan sangat sering, dan 6.7% (2
orang) menyatakan jarang. Respon ini dinilai negatif karena hanya 26.7%
responden yang menyatakan sering ke atas.
c.
Job Enlargement
Tabel 4.7
Deskripsi Respon Responden untuk Berpenampilan Baik di
Bagian Lain
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
4
|
13.3
|
13.3
|
13.3
|
3 |
6
|
20.0
|
20.0
|
33.3
|
|
4 |
20
|
66.7
|
66.7
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon responden untuk berpenampilan baik di bagian lain
menunjukan bahwa 66.7% (20 orang) menyatakan sering, diikuti dengan 20%
responden (6 orang) menyatakan kadang-kadang, dan 13.3% responden (4 orang)
menyatakan tidak pernah. Respon ini dapat dinilai positif
karena 66.7% responden menyatakan sering ke atas.
Tabel 4.8
Deskripsi Respon
Responden untuk Menampilkan Multi Tasks
Job
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
3
|
2
|
6.7
|
6.7
|
6.7
|
4 |
12
|
40.0
|
40.0
|
46.7
|
|
5 |
16
|
53.3
|
53.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon responden untuk menampilkan multi tasks job menyatakan bahwa 53.3% (16 orang) menyatakan sangat
sering, 40% (12 orang) menyatakan sering dan 6.7% (2 orang) menyatakan
kadang-kadang. Respon ini dinilai positif karena terdapat 93.3% responden yang
menyatakan sering ke atas.
d.
Job Enrichment
Tabel 4.9
Deskripsi Respon Responden
untuk Mengawasi Karyawan Lain dalam Bekerja
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
2
|
4
|
13.3
|
13.3
|
13.3
|
3 |
15
|
50.0
|
50.0
|
63.3
|
|
4 |
9
|
30.0
|
30.0
|
93.3
|
|
5 |
2
|
6.7
|
6.7
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa respon responden untuk mengawasi karyawan lain dalam
bekerja menunjukan bahwa 50% (15 orang) menyatakan kadang-kadang, didikuti
dengan 30% (9 orang) menyatakan sering, 13.3% (4 orang) menyatakan jarang, dan
6.7% (2 orang) menyatakan sangat sering. Respon ini dinilai negatif karena
hanya 36.7% responden yang menyatakan sering ke atas.
2. Deskripsi Respon Responden (Hasil Kuesioner) Efektivitas di
Departemen Kantor Depan Hotel Berbintang
a. High
Quality
Tabel 4.10
Deskripsi Respon Responden untuk Penyampaian Pelayanan
Standar
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
3
|
4
|
13.3
|
13.3
|
13.3
|
4 |
18
|
60.0
|
60.0
|
73.3
|
|
5 |
8
|
26.7
|
26.7
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Tabel di atas menunjukan respon responden untuk penyampaian pelayanan yang
standar menunjukan bahwa 60% (18 orang) menyatakan setuju, diikuti dengan 26.7%
(o orang) menyatakan sangat setuju, dan 13.3% (4 orang) menyatakan netral.
Respon tersebut dapat dinalai positif karena terdapat 86.7% responden yang
menyatakan setuju ke atas.
Tabel 4.11
Deskripsi Respon Responden untuk Sedikit Keluhan yang
Diterima
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
2
|
2
|
6.7
|
6.7
|
6.7
|
3 |
2
|
6.7
|
6.7
|
13.3
|
|
4 |
16
|
53.3
|
53.3
|
66.7
|
|
5 |
10
|
33.3
|
33.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Tabel 4.12 menggambarkan respon responden untuk sedikit keluhan yang
diterima dimana menunjukan 53.3% (16orang) menyatakan setuju, diikuti dengan
33.3% (10 orang) menyatakan sangat setuju, 6.7% (2 orang) menyatakan netral,
dan 6.7% (2 orang) menyatakan tidak setuju. Respon tersebut dinilai positif
karena terdapat 86.6% responden yang menyatakan setuju ke atas.
b. High
Quantity
Tabel 4.12
Deskripsi Respon Responden untuk Banyaknya Hasil Kerja
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
3
|
8
|
26.7
|
26.7
|
26.7
|
4 |
12
|
40.0
|
40.0
|
66.7
|
|
5 |
10
|
33.3
|
33.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon untuk banyaknya hasil kerja menunjukan bahwa 40% menyatakan setuju,
diikuti dengan 33.3% (10 orang) menyatakan sangat setuju, dan 26.7% (8 orang)
menyatakan netral. Respon dapat dinilai positif karena terdapat 73.3% responden
yang menyatakan setuju ke atas.
c. Low Cost
Tabel 4.13
Deskripsi Respon Responden untuk Penghematan Biaya atas Sedikitnya
Kesalahan
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
3
|
6
|
20.0
|
20.0
|
20.0
|
4 |
12
|
40.0
|
40.0
|
60.0
|
|
5 |
12
|
40.0
|
40.0
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon responden
untuk penghematan biaya atas sedikitnya kesalahan bahwa 40% (12 orang)
menyatakan sangat setuju, diikuti dengan 40% (12 orang) menyatakan setuju, dan
20% (6 orang) menyatakan netral. Respon dapat dinilai positif karena terdapat
80% responden yang menyatakan setuju ke atas.
d. On Time
Tabel 4.14
Deskripsi Respon Responden untuk Penyelesaian Pekerjaan Tepat Waktu
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
2
|
2
|
6.7
|
6.7
|
6.7
|
4 |
24
|
80.0
|
80.0
|
86.7
|
|
5 |
4
|
13.3
|
13.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Respon responden untuk penyelesaian pekerjaan tepat waktu menyatakan bahwa
80% (24 orang) menyatakan setuju, 13.3% (4 orang) menyatakan sangat setuju, dan
6.7% (2 orang) menyatakan tidak setuju. Respon dapat dinilai positif karena
terdapat 93.3% responden yang menyatakan setuju ke atas.
e. Minimal
Supervision
Tabel 4.15
Deskripsi Respon Responden untuk Bekerja Dibawah
Pengawasan Rendah
|
Frequency
|
Percent
|
Valid Percent
|
Cumulative Percent
|
|
Valid
|
1
|
2
|
6.7
|
6.7
|
6.7
|
2 |
6
|
20.0
|
20.0
|
26.7
|
|
4 |
6
|
20.0
|
20.0
|
46.7
|
|
5 |
16
|
53.3
|
53.3
|
100.0
|
|
Total |
30
|
100.0
|
100.0
|
|
Tabel 4.15 menerangkan bahwa respon responden untuk bekerja dibawah
pengawasan rendah menunjukan bahwa 53.3% (16 orang) menyatakan sangat setuju,
diikuti dengan 20% (6 orang) menyatakan setuju, 20% (6 orang) menyatakan
netral, dan 6.7% (2 orang) menyatakan sangat tidak setuju. Respon ini dapat
dinilai positif karena terdapat 73.3% responden yang menyatakan setuju ke atas.
3. Analisis Hubungan Multi-skilled Trainee dan Efektivitas
Kerja
Pada analisis sebelumnya multi-skill
dan efektivitas telah diukur dengan masing-masing dimensi, maka selanjutnya
akan dapat diolah dengan metode korelasi yaitu mencari hubungan multi-skill tersebut dengan efektivitas
di kantor depan hotel berbintang.
Tabel 4.16
Deskripsi Hubungan Multi-skilled
Trainee dan Efektifitas Kerja
|
|
EFEK
|
m1
|
Pearson Correlation
|
-,039
|
|
Sig. (2-tailed)
|
,837
|
|
N
|
30
|
m2
|
Pearson Correlation
|
,506(**)
|
|
Sig. (2-tailed)
|
,004
|
|
N
|
30
|
m3
|
Pearson Correlation
|
,426(*)
|
|
Sig. (2-tailed)
|
,019
|
|
N
|
30
|
m4
|
Pearson Correlation
|
,354
|
|
Sig. (2-tailed)
|
,055
|
|
N
|
30
|
m5
|
Pearson Correlation
|
,296
|
|
Sig. (2-tailed)
|
,112
|
|
N
|
30
|
m6
|
Pearson Correlation
|
-,271
|
|
Sig. (2-tailed)
|
,147
|
|
N
|
30
|
Tabel 4.16 menunjukan deskripsi hubungan multi-skilled trainee dengan efektivitas kerja di departemen kantor
depan hotel berbintang. Penerapan standard
operating procedure memiliki hubungan -0,039 yang dalam koefisien korelasi
merupakan tingkat hubungan negatif yang lemah. Hal ini memungkinkan terjadinya
efektivitas yang melemah karena penerapan standard
operating procedure. Tingkat signifikansi adalah 0,837 dimana tingkat
signifikansi tersebut ≥ 0,05.
Penerapan strategi manajemen memiliki hubungan 0,506 yang dalam koefisien
korelasi merupakan tingkat hubungan positif yang sedang. Tingkat signifikansi
adalah 0,004 dimana tingkat signifikansi ≤ 0,05, maka H1 diterima dan Ho
ditolak yang berarti terdapat korelasi penerapan strategi manajemen dengan
efektivitas kerja.
Rotasi ke bagian lain memiliki hubungan 0,426 yang dalam koefisien korelasi
memiliki tingkat hubungan yang sedang. Tingkat signifikansi adalah 0,019 dimana
tingkat signifikansi tersebut ≤ 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak yang
berarti terdapat korelasi rotasi ke bagian lain dengan efektivitas kerja.
Berpenampilan baik di bagian lain memiliki hubungan 0,345 yang dalam
koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan yang lemah. Tingkat signifikansi
adalah 0,55 dimana tingkat signifikansi ≥ 0,05. Hal ini terjadi karena trainee kurang menunjukan penampilan
baik di bagian lain sehingga tidak tampak hubungannya dengan efektivitas kerja.
Menampilkan multi tasks job memiliki
hubungan 0,296 yang dalam koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan positif
yang lemah. Tingkat signifikansi adalah 0,112 dimana tingkat signifikansi
tersebut ≥ 0,05.
Mengawasi karyawan lain dalam bekerja memiliki hubungan -0,271 yang dalam
koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan negatif yang sangat lemah. Hal
ini memungkinkan terjadinya efektivitas kerja yang melemah karena mengawasi
karyawan lain merupakan penambahan beban kerja bagi trainee. Tingkat signifikansi adalah 0,147 dimana tingkat
signifikansi tersebut ≥ 0,05.
Tabel 4.17
Deskripsi Hubungan Masing-masing Indikator
|
|
e1
|
e2
|
e3
|
e4
|
e5
|
e6
|
|
m1
|
Pearson
Correlation
|
.159
|
.288
|
.150
|
-.071
|
.211
|
-.468(**)
|
|
|
Sig.
(1-tailed)
|
.201
|
.062
|
.214
|
.354
|
.131
|
.005
|
|
|
N
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
|
m2
|
Pearson
Correlation
|
.047
|
.170
|
.298
|
.490(**)
|
.511(**)
|
.378(*)
|
|
|
Sig.
(1-tailed)
|
.404
|
.185
|
.055
|
.003
|
.002
|
.020
|
|
|
N
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
|
m3
|
Pearson
Correlation
|
.209
|
.000
|
.335(*)
|
.259
|
.000
|
.558(**)
|
|
|
Sig.
(1-tailed)
|
.134
|
.500
|
.035
|
.084
|
.500
|
.001
|
|
|
N
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
|
m4
|
Pearson
Correlation
|
.338(*)
|
-.227
|
.136
|
.332(*)
|
.207
|
.442(**)
|
|
|
Sig.
(1-tailed)
|
.034
|
.114
|
.238
|
.037
|
.137
|
.007
|
|
|
N
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
|
m5
|
Pearson
Correlation
|
.012
|
.009
|
.214
|
.231
|
.341(*)
|
.269
|
|
|
Sig.
(1-tailed)
|
.476
|
.481
|
.128
|
.110
|
.033
|
.075
|
|
|
N
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
|
m6
|
Pearson
Correlation
|
-.083
|
-.434(**)
|
-.365(*)
|
-.217
|
.000
|
-.012
|
|
|
Sig.
(1-tailed)
|
.332
|
.008
|
.024
|
.125
|
.500
|
.474
|
|
|
N
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
30
|
* Correlation is significant at the 0.05 level
(1-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level
(1-tailed).
Tabel 4.17 menggambarkan hubungan
masing-masing indikator yang diukur dalam penelitian ini. Hubungan dengan nilai
ekstrim terlihat pada penerapan standard operating
procedure dan hubungannya terhadap bekerja di bawah pengawasan yang
sedikit. Hal ini menunjukan bahwa dalam penerapan SOP, trainee tidak perlu
diawasi agar hasilnya menjadi efektif. Atau dengan kata lain penerapan SOP menjadi tidak efektif apabila trainee diawasi dalam pelaksanaanya.
Sedangkan hubungan yang sangat kuat terlihat
pada hubungan penerapan strategi manajemen dengan ketepatan penyelesaian kerja.
Diasumsikan apabila trainee melakukan strategi manajemen dengan baik, maka
hasilnya akan menjadi efektif dengan ketepatan penyelesaian kerja.
Tabel 4.18
Analisis Hubungan Multi-skilled
Trainee dan Efektivitas Kerja
|
|
MLTSKL
|
EFEK
|
MLTSKL
|
Pearson Correlation
|
1
|
,413(*)
|
Sig. (2-tailed) |
.
|
,023
|
|
N |
30
|
30
|
|
EFFECT
|
Pearson Correlation
|
,413(*)
|
1
|
Sig. (2-tailed) |
,023
|
.
|
|
N |
30
|
30
|
Tabel 4.18 menunjukan hubungan multi-skilled
trainee terhadap efektivitas kerja di departemen kantor depan hotel
berbintang. Tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat hasil yang signifikan dari
hubungan multi-skilled trainee dengan efektivitas kerja. Hubungan menunjukan
nilai 0,413 yang dalam skala korelasi merupakan hubungan positif yang lemah.
Tingkat signifikansi adalah 0,023 atau ≤ 0,05, dengan demikian maka H1 diterima
dan Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara multi-skilled trainee dan efektivitas kerja di departemen kantor
depan hotel berbintang.
I.
KESIMPULAN
Peranan multi-skilled trainee
di departemen kantor depan hotel berbintang terhadap efektivitas kerja dapat
mendorong tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa yang diberikan. Melihat
pentingnya kepuasan pelanggan bagi hotel, maka peranan trainee yang serba bisa ini perlu untuk diperhatikan dan kemudian
dikembangkan guna menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Hal ini perlu
ditindaklanjuti karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dimana
ditemukan bahwa terdapat hubungan antara multi-skilled
trainee dengan efektivitas kerja di departemen kantor depan hotel
berbintang.
Oleh:
Amalia Mustika
Julius Anthony
DAFTAR PUSTAKA
Bardi, James A., Chia Hotel Front Office Management.
Newyork: Van Nostrand Reinhold. 1990
Hasibuan, S.P, H. Malayu. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000.
Robbins, Steohen P., Organizational Behavior. Sevent
Edition. Prentice all International, Inc. (UK) Limited, London. 1996
Simamora,Henry. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN, 2001.
Sugiarto. Endar Operasional Kantor Depan Hotel. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Sugiarto. Endar dan Sri sulartiningrum. Pengantar Akomodasi dan Restoran.
Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. 1998