Senin, 25 Maret 2013

Analisis Hubungan Multi-skilled Trainee dengan Efektifitas Kerja di Departemen Kantor Depan Hotel Berbintang



ABSTRAK

The human resources preparation to satisfy the customers has become a basic need in every hotel. By having the cooperation with the educational world, hotels have on the job training program as their asset in recruiting new employees in the future. Hotels design the training program and make their employees become multi-skilled workers for the effectiveness of work in order to satisfy their customers. The correlation of a multi-skilled trainee and the effectiveness in front office department at the hotel is important to be observed as the front office department is the center of the activities in the hotel. The aim of this observation is for knowing the correlation between the multi-skilled trainee and the effectiveness of work for satisfying the customer. This observation reveals the correlation between multi-skilled trainees and the effectiveness of work in the front office department in stared hotel.

Keywords: multi-skill, trainee, effectiveness, front office, customer’s satisfaction.


I.                   PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin besarnya kebutuhan akan sumber daya manusia berkualitas yang semakin terbatas jumlahnya, maka saat ini dituntut adanya sumber daya manusia yang produktif dan dapat mengerjakan lebih dari satu peran dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan sinkronisasi antara industri perhotelan dengan lembaga pendidikan. Hal ini diwujudkan dengan adanya program praktek kerja lapangan di berbagai hotel berbintang. Dengan dilaksanakannya program praktek kerja lapangan ini, peserta didik diharapkan dapat mengaplikasikan pendidikan yang mereka dapat dari lembaga tempat dimana mereka belajar di dunia kerja sesungguhnya dan peserta didik mendapatkan pengalaman operasional di lapangan. Dalam pelaksanaanya di departemen kantor depan hotel, trainee dituntut untuk memberikan performansi selayaknya karyawan di departemen kantor depan tempat dimana mereka bertugas. Oleh karena itu peranan multi-skilled employee harus diwujudkan oleh trainee dalam masa tugasnya di industri. Hubungan antara multi-skilled trainee dengan efektifitas kerja di departemen kantor depan hotel perlu untuk diteliti lebih lanjut sehingga diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.



(1)  Identifikasi Masalah
Persiapan sumber daya manusia dengan melibatkan trainee di dalamnya merupakan suatu investasi bagi sebuah hotel. Dalam pelaksanaanya, trainee diharapkan mampu menunjukan performasi seperti layaknya karyawan tetap. Tidak terkecuali di departemen kantor depan hotel, dimana setiap orang yang yang bekerja di dalamnya dituntut untuk dapat melakukan berbagai jenis perkerjaan dalam lingkup departemen kantor depan. Multi-skilled employee merupakan salah satu yang dibutuhkan dalam industri perhotelan saat ini guna menciptakan efektifitas kerja yang berujung pada kepuasan pelanggan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa identifikasi masalah adalah: belum diketahuinya hubungan multi-skilled trainee terhadap efektifitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang.

(2)  Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, adapun masalah-masalah yang timbul akan dilihat dan dibahas lebih lanjut yang meliputi: apakah ada hubungan antara multi-skilled trainee dengan efektifitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang.

(3)  Pembatasan Masalah
Penelitian terfokus hanya pada hubungan multi-skilled trainee dengan
efektifitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang empat dan lima pada bagian resepsionis, front office cashier, dan guest relations officer.

I.                   KERANKA TEORITIS
1 I.  Multi-skill
Berkembangnya hotel modern saat ini menuntut efektifitas dari petugas yang bekerja di dalamnya Pada hotel-hotel besar yang memiliki jumlah kamar yang cukup banyak, penyatuan kerja dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kepada tamu dan efektifitas kerja di departemen itu sendiri. Untuk menyelengarakan pelayanan yang efektif itu maka saat ini dibutuhkan multi-skilled employee, dimana karyawan yang dimaksud dapat melakukan lebih dari satu tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Penyatuan kerja di departemen kantor depan hotel dapat dicontohkan dengan penyatuan kerja seorang resepsionis, front office cashier, dan guest relations officer.
Menurut Simamora (2001:159) ada beberapa cara dalam mendesain pekerjaan bagi karyawan agar menjadi multi-skilled employee, diantaranya adalah simplifikasi pekerjaan, rotasi pekerjaan, pemekaran pekerjaan, dan pemerkayaan pekerjaan. Dengan desain tersebut diatas, karyawan diharapkan mampu untuk dapat melakukan lebih dari satu jenis pekerjaan sehingga menguntungkan bagi perusahaan dan pelanggan karena menimbulkan efektivitas kerja.
Simplifikasi pekerjaan (job simplification) merupakan cara-cara yang menempatkan perencanaan dan pengorganisasian merupakan jatah para manajer, sedangkan karyawan hanya semata-mata melakukan tugas-tugas yang telah digariskan oleh manajemen. Simplifikasi pekerjaan dapat memanfaatkan tenaga kerja secara efektif guna mengghasilkan produk dan jasa yang terstandarisasi.
Rotasi pekerjaan (job rotation) memiliki tujuan supaya memungkinkannya mempelajari sesuatu dari setiap posisi dari berbagai unit organisasi relatif satu sama lain. Organisasi diuntungkan karena karyawan menjadi kompeten dalam beberapa pekerjaan. Selain itu rotasi pekerjaan memberikan kepada manajer alat untuk menghadapi ketidakhadiran yang sering dan perputaran karyawan. Dengan demikian bila terjadi kekosongan pekerjaan, karyawan lain dapat dengan mudah mengisi kekosongan tersebut dengan meminimalisasi efek yang mungkin terjadi.
Pemekaran pekerjaan (job enlargement) adalah sebuah pendekatan untuk memberi pekerjaan lebih kepada karyawan dalam rangka memberi variasi yang lebih besar. Pemekaran pekerjaan dapat mengurangi kemonotonan dan memperbesar siklus pekerjaan. Dengan membesarnya siklus pekerjaan tersebut, karyawan diharapkan mampu mengerjakan suatu jenis pekerjaan lain diluar porsi yang biasa mereka lakukan, sehingga diharapkan bahwa kemampuan karyawan akan bertambah dan dapat mengaplikasikannya dalam keadaan tertentu.


Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) berusaha merancang pekerjaan-pekerjaan dalam cara-cara yang membantu pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka akan pertumbuhan, pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan lebih menekankan kepada nilai tanggung jawab karena hal ini merupakan ekstensi vertikal, dimana karyawan diberi tanggung jawab lebih dalam melakukan proses planning dan controlling yang merupakan fungsi dari kepemimpinan.
1II. Trainee
Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berbagai hotel menyelenggarakan training program yang ditujukan bagi pelajar atau mahasiswa yang sedang dalam tahap pembelajaran pada bidang perhotelan.
Trainee dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan atau sedang dalam training program.Sedangkan menurut wikipedia.com, “The term training refers to the acquisition of knowledge, skills, and competencies as a result of the teaching of vocational or practical skills and knowledge that relate to specific useful competencies” yang dapat diartikan bahwa training merupakan penambahan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan sebagai hasil dari pengajaran kejuruan atau kemampuan praktis dan pengetahuan yang berhubungan dengan keampuan yang berguna.
Dalam pelaksanaanya di lapangan, training dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan on the job training.
“On-the-job training takes place in a normal working situation, using the actual tools, equipment, documents or materials that trainees will use when fully trained. On-the-job training has a general reputation as most effective for vocational work.” (wikipedia.com)

Pengertian tersebut dapat diartikan sebagai: on the job training diselenggarakan di situasi kerja yang normal, menggunakan alat-alat yang sesungguhnya, perlengkapan, dokumen dan materi yang digunakan oleh peserta pada saat pelatihan. On the job training merupakan sarana yang paling efektif untuk pekerjaan kejuruan.



1)    Efektivitas Kerja
Berbagai jenis pekerjaan yang ada harus dapat dilakukan secara efektif. Efektifitas sangat besar pengaruhnya pada perusahaan maupun pada pelanggan. Dengan malakukan pekerjaan secara efektif, maka diharapkan dapat mengurangi beban kerja karyawan lainnya, terciptanya produk dan pelayanan yang terstandarisasi, dan berujung pada kepuasan pelanggan yang menerima produk atau pelayanan tersebut.
Menurut Simamora (2001:59), efektivitas berarti memenuhi atau melebihi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Lebih lanjut Simamora memaparkan bahwa dalam efektivitas, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi, diantaranya adalah: memberikan kualitas dan kuantitas paling tinggi dengan biaya paling rendah dan cara yang tepat waktu, dengan supervisi seminimal mungkin dan memberi dampak maksimal pada sejawat dan pelanggan.
Peningkatan efektivitas dapat dilakukan dengan empat langkah: diagnosis permasalahan, evaluasi praktik yang berjalan, desain system manajemen sumber daya manusia, dan implementasi sistem. Setiap staf dibentuk untuk membantu departemen lini atau operasi guna melakukan tugas secara efektif.

2)      Kerangka Berpikir
Salah satu faktor yang mendukung efektivitas kerja pada kegiatan operasional di departemen kantor depan hotel adalah dengan tersedianya multi-skilled employee. Sedangkan dalam persiapannya, manajemen hotel melibatkan trainee yang berasal dari institusi pendidikan dengan harapan mampu menampilkan pekerjaan seperti karyawan tetap. Dimensi yang digunakan dalam mengukur multi-skilled trainee adalah: simplifikasi pekerjaan (job simplification), rotasi pekerjaan (job rotation), pemekaran pekerjaan (job enlargement), dan pemerkayaan pekerjaan (job enrichment).
Efektivitas kerja sebagai pengaruh dari multi-skilled trainee memiliki tujuan untuk meringankan beban kerja dan menimbulkan kepuasan pelanggan. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh multi-skilled trainee terhadap efektivitas maka terdapat beberapa untuk mengukurnya, yaitu: high quality, high quantity, lower cost, on time ,dan minimal supervision


Multi-skilled Trainee     ======>      Efektivitas Kerja
·         Job Simplification  <======     High Quality
·         Job Rotation                             High Quantity
·         Job Enlargement                      Low Cost
·         Job Enrichment                                           On Time
·                                                                                   Minimal Supervision

 
Sumber: Simamora,Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN, 2001.

III.                  METODOLOGI PENELITIAN
1)      Metode dan Unit Analisis Penelitian
Penelitian deskriptif yang dilakukan untuk menganalisa data yang dikumpulkan, disusun, dan diklarifikasikan untuk menginteprestasikan secara deskriptif guna memperoleh gambaran tentang hubungan multi-skilled trainee dan efektifitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang. Studi deskriptif ini meneliti relevansi antara multi-skill dengan efektifitas kerja.

2)      Variabel dan Cara Pengukurannya
Dalam penelitian ini penulis membagi cara pengumpulan data menjadi dua variabel yang mendukung penelitian, yaitu:
1.            Variabel Independen: Yang menjadi variabel bebas disini adalah multi-skilled trainee.
2.            Variabel Dependen; Yang menjadi variabel terikat disini adalah efektivitas kerja

                     3) Hipotesis Penelitian
Berikut ini adalah hipotesis dari penelitian berdasarkan perumusan masalah:
Ø  Ho = Tidak terdapat korelasi antara Multi-skilled Trainee dan Efektifitas Kerja
Ø  H1 = Terdapat korelasi antara Multi-skilled Trainee dan Efektifitas Kerja



4)  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta. Penelitian dilakukan selama tiga bulan pada tahun 2008, yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli.

IV.                HASIL DAN PEMBAHASAN

1.    Profil Penelitian
Berikut akan ditampilkan profil penelitian yang terangkum melalui sensus dengan menggunakan media kuesioner:



Tabel 4.1
Profil Trainee Berdasarkan Jenis Kelamin

 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
14
46.7
46.7
46.7
2
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Dari tabel 4.1 yang disajikan diatas, diketahui bahwa responden terdiri dari 14 pria (47%) dan 16 wanita (53%) dimana total responden mencapai 30 responden yang merupakan trainee dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang tersebar di beberapa hotel berbintang baik dalam maupun luar negri.
Tabel 4.2
Profil Trainee Berdasarkan Klasifikasi Hotel
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
8
26.7
26.7
26.7
2
22
73.3
73.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Tabel 4.2 menggambarkan banyaknya trainee yang bekerja di hotel berbintang empat, yaitu sebanyak 27% (8 trainee), dan yang bekerja di hotel berbintang lima sebanyak 73% (22 trainee).

 
Tabel 4.3
Profil Trainee Berdasarkan Bagian
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
22
73.3
73.3
73.3
3
8
26.7
26.7
100.0
Total
30
100.0
100.0


Tabel 4.3 menggambarkan jumlah trainee di masing-masing bagian, dimana ditemukan bahwa 73% responden (22 trainee) bekerja di bagian reception dan 27% responden (8 trainee) bekerja di bagian GRO.

1.    Deskripsi Respon Responden (Hasil Kuesioner) Multi-skill di Departemen Kantor Depan Hotel Berbintang
a.    Job Simplification
Tabel 4.4
Deskripsi Respon Responden untuk Menerapkan SOP
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
3
2
6.7
6.7
6.7
4
22
73.3
73.3
80.0
5
6
20.0
20.0
100.0
Total
30
100.0
100.0


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa respon responden terhadap penerapan standard operating procedure di hotel berbintang menyatakan sering dengan ditunjukan oleh 73.3% (22 orang), diikuti dengan sangat sering sebesar 20% (6 orang). Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebesar 6.7% (2 orang). Respon dinyatakan positif karena 93.3% menyatakan sering ke atas dalam menerapkan standard operating procedure.

Tabel 4.5
Deskripsi Respon Responden untuk Penerapan Strategi Manajemen
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
3
8
26.7
26.7
26.7
4
18
60.0
60.0
86.7
5
4
13.3
13.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon responden untuk penerapan strategi manajemen menunjukan bahwa 60% (18 orang) menyatakan sering, diikuti dengan 36.7% (8 orang) menyatakan kadang-kadang, dan 13.3% (4 orang) menyatakan sangat sering. Respon yang ditunjukan bersifat positif karena 73.3% responden menyatakan sering ke atas.

b.    Job Rotation
Tabel 4.6
Deskripsi Respon Responden untuk Rotasi ke Bagian Lain
 
 
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
4
13.3
13.3
13.3
2
2
6.7
6.7
20.0
3
16
53.3
53.3
73.3
4
6
20.0
20.0
93.3
5
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon responden terhadap rotasi ke bagian lain menunjukan bahwa 53.3% (16 orang) menyatakan kadang-kadang, diikuti dengan 20% (6 orang) menyatakan sering, 13.3% (4 orang) menyatakan tidak pernah, 6.7% (2 orang) menyatakan sangat sering, dan 6.7% (2 orang) menyatakan jarang. Respon ini dinilai negatif karena hanya 26.7% responden yang menyatakan sering ke atas.




c.    Job Enlargement
Tabel 4.7
Deskripsi Respon Responden untuk Berpenampilan Baik di Bagian Lain
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
4
13.3
13.3
13.3
3
6
20.0
20.0
33.3
4
20
66.7
66.7
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon responden untuk berpenampilan baik di bagian lain menunjukan bahwa 66.7% (20 orang) menyatakan sering, diikuti dengan 20% responden (6 orang) menyatakan kadang-kadang, dan 13.3% responden (4 orang) menyatakan tidak pernah.           Respon ini dapat dinilai positif karena 66.7% responden menyatakan sering ke atas.


Tabel 4.8
Deskripsi Respon Responden untuk Menampilkan Multi Tasks Job
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
3
2
6.7
6.7
6.7
4
12
40.0
40.0
46.7
5
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon responden untuk menampilkan multi tasks job menyatakan bahwa 53.3% (16 orang) menyatakan sangat sering, 40% (12 orang) menyatakan sering dan 6.7% (2 orang) menyatakan kadang-kadang. Respon ini dinilai positif karena terdapat 93.3% responden yang menyatakan sering ke atas.

d.    Job Enrichment
Tabel 4.9
Deskripsi Respon Responden untuk Mengawasi Karyawan Lain dalam Bekerja
 
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2
4
13.3
13.3
13.3
3
15
50.0
50.0
63.3
4
9
30.0
30.0
93.3
5
2
6.7
6.7
100.0
Total
30
100.0
100.0


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa respon responden untuk mengawasi karyawan lain dalam bekerja menunjukan bahwa 50% (15 orang) menyatakan kadang-kadang, didikuti dengan 30% (9 orang) menyatakan sering, 13.3% (4 orang) menyatakan jarang, dan 6.7% (2 orang) menyatakan sangat sering. Respon ini dinilai negatif karena hanya 36.7% responden yang menyatakan sering ke atas.

2.    Deskripsi Respon Responden (Hasil Kuesioner) Efektivitas di Departemen Kantor Depan Hotel Berbintang
a.    High Quality

Tabel 4.10
Deskripsi Respon Responden untuk Penyampaian Pelayanan Standar
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
3
4
13.3
13.3
13.3
4
18
60.0
60.0
73.3
5
8
26.7
26.7
100.0
Total
30
100.0
100.0


Tabel di atas menunjukan respon responden untuk penyampaian pelayanan yang standar menunjukan bahwa 60% (18 orang) menyatakan setuju, diikuti dengan 26.7% (o orang) menyatakan sangat setuju, dan 13.3% (4 orang) menyatakan netral. Respon tersebut dapat dinalai positif karena terdapat 86.7% responden yang menyatakan setuju ke atas.
Tabel 4.11
Deskripsi Respon Responden untuk Sedikit Keluhan yang Diterima
 
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2
2
6.7
6.7
6.7
3
2
6.7
6.7
13.3
4
16
53.3
53.3
66.7
5
10
33.3
33.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Tabel 4.12 menggambarkan respon responden untuk sedikit keluhan yang diterima dimana menunjukan 53.3% (16orang) menyatakan setuju, diikuti dengan 33.3% (10 orang) menyatakan sangat setuju, 6.7% (2 orang) menyatakan netral, dan 6.7% (2 orang) menyatakan tidak setuju. Respon tersebut dinilai positif karena terdapat 86.6% responden yang menyatakan setuju ke atas.

b.    High Quantity
Tabel 4.12
Deskripsi Respon Responden untuk Banyaknya Hasil Kerja
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
3
8
26.7
26.7
26.7
4
12
40.0
40.0
66.7
5
10
33.3
33.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon untuk banyaknya hasil kerja menunjukan bahwa 40% menyatakan setuju, diikuti dengan 33.3% (10 orang) menyatakan sangat setuju, dan 26.7% (8 orang) menyatakan netral. Respon dapat dinilai positif karena terdapat 73.3% responden yang menyatakan setuju ke atas.

c.    Low Cost
Tabel 4.13
Deskripsi Respon Responden untuk Penghematan Biaya atas Sedikitnya Kesalahan

 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
3
6
20.0
20.0
20.0
4
12
40.0
40.0
60.0
5
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon responden untuk penghematan biaya atas sedikitnya kesalahan bahwa 40% (12 orang) menyatakan sangat setuju, diikuti dengan 40% (12 orang) menyatakan setuju, dan 20% (6 orang) menyatakan netral. Respon dapat dinilai positif karena terdapat 80% responden yang menyatakan setuju ke atas.

d.    On Time
Tabel 4.14
Deskripsi Respon Responden untuk Penyelesaian Pekerjaan Tepat Waktu
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2
2
6.7
6.7
6.7
4
24
80.0
80.0
86.7
5
4
13.3
13.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Respon responden untuk penyelesaian pekerjaan tepat waktu menyatakan bahwa 80% (24 orang) menyatakan setuju, 13.3% (4 orang) menyatakan sangat setuju, dan 6.7% (2 orang) menyatakan tidak setuju. Respon dapat dinilai positif karena terdapat 93.3% responden yang menyatakan setuju ke atas.

e.    Minimal Supervision
Tabel 4.15
Deskripsi Respon Responden untuk Bekerja Dibawah Pengawasan Rendah
 
 
 
 

Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
1
2
6.7
6.7
6.7
2
6
20.0
20.0
26.7
4
6
20.0
20.0
46.7
5
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0


Tabel 4.15 menerangkan bahwa respon responden untuk bekerja dibawah pengawasan rendah menunjukan bahwa 53.3% (16 orang) menyatakan sangat setuju, diikuti dengan 20% (6 orang) menyatakan setuju, 20% (6 orang) menyatakan netral, dan 6.7% (2 orang) menyatakan sangat tidak setuju. Respon ini dapat dinilai positif karena terdapat 73.3% responden yang menyatakan setuju ke atas.

3.    Analisis Hubungan Multi-skilled Trainee dan Efektivitas Kerja
Pada analisis sebelumnya multi-skill dan efektivitas telah diukur dengan masing-masing dimensi, maka selanjutnya akan dapat diolah dengan metode korelasi yaitu mencari hubungan multi-skill tersebut dengan efektivitas di kantor depan hotel berbintang.
Tabel 4.16
Deskripsi Hubungan Multi-skilled Trainee dan Efektifitas Kerja


EFEK
m1
Pearson Correlation
-,039

Sig. (2-tailed)
,837

N
30
m2
Pearson Correlation
,506(**)

Sig. (2-tailed)
,004

N
30
m3
Pearson Correlation
,426(*)

Sig. (2-tailed)
,019

N
30
m4
Pearson Correlation
,354

Sig. (2-tailed)
,055

N
30
m5
Pearson Correlation
,296

Sig. (2-tailed)
,112

N
30
m6
Pearson Correlation
-,271

Sig. (2-tailed)
,147

N
30

Tabel 4.16 menunjukan deskripsi hubungan multi-skilled trainee dengan efektivitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang. Penerapan standard operating procedure memiliki hubungan -0,039 yang dalam koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan negatif yang lemah. Hal ini memungkinkan terjadinya efektivitas yang melemah karena penerapan standard operating procedure. Tingkat signifikansi adalah 0,837 dimana tingkat signifikansi tersebut ≥ 0,05.
Penerapan strategi manajemen memiliki hubungan 0,506 yang dalam koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan positif yang sedang. Tingkat signifikansi adalah 0,004 dimana tingkat signifikansi ≤ 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat korelasi penerapan strategi manajemen dengan efektivitas kerja.
Rotasi ke bagian lain memiliki hubungan 0,426 yang dalam koefisien korelasi memiliki tingkat hubungan yang sedang. Tingkat signifikansi adalah 0,019 dimana tingkat signifikansi tersebut ≤ 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat korelasi rotasi ke bagian lain dengan efektivitas kerja.
Berpenampilan baik di bagian lain memiliki hubungan 0,345 yang dalam koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan yang lemah. Tingkat signifikansi adalah 0,55 dimana tingkat signifikansi ≥ 0,05. Hal ini terjadi karena trainee kurang menunjukan penampilan baik di bagian lain sehingga tidak tampak hubungannya dengan efektivitas kerja.
Menampilkan multi tasks job memiliki hubungan 0,296 yang dalam koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan positif yang lemah. Tingkat signifikansi adalah 0,112 dimana tingkat signifikansi tersebut ≥ 0,05.
Mengawasi karyawan lain dalam bekerja memiliki hubungan -0,271 yang dalam koefisien korelasi merupakan tingkat hubungan negatif yang sangat lemah. Hal ini memungkinkan terjadinya efektivitas kerja yang melemah karena mengawasi karyawan lain merupakan penambahan beban kerja bagi trainee. Tingkat signifikansi adalah 0,147 dimana tingkat signifikansi tersebut ≥ 0,05.

Tabel 4.17
Deskripsi Hubungan Masing-masing Indikator



e1
e2
e3
e4
e5
e6
m1
Pearson Correlation
.159
.288
.150
-.071
.211
-.468(**)

Sig. (1-tailed)
.201
.062
.214
.354
.131
.005

N
30
30
30
30
30
30
m2
Pearson Correlation
.047
.170
.298
.490(**)
.511(**)
.378(*)

Sig. (1-tailed)
.404
.185
.055
.003
.002
.020

N
30
30
30
30
30
30
m3
Pearson Correlation
.209
.000
.335(*)
.259
.000
.558(**)

Sig. (1-tailed)
.134
.500
.035
.084
.500
.001

N
30
30
30
30
30
30
m4
Pearson Correlation
.338(*)
-.227
.136
.332(*)
.207
.442(**)

Sig. (1-tailed)
.034
.114
.238
.037
.137
.007

N
30
30
30
30
30
30
m5
Pearson Correlation
.012
.009
.214
.231
.341(*)
.269

Sig. (1-tailed)
.476
.481
.128
.110
.033
.075

N
30
30
30
30
30
30
m6
Pearson Correlation
-.083
-.434(**)
-.365(*)
-.217
.000
-.012

Sig. (1-tailed)
.332
.008
.024
.125
.500
.474

N
30
30
30
30
30
30
*  Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
**  Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Tabel 4.17 menggambarkan hubungan masing-masing indikator yang diukur dalam penelitian ini. Hubungan dengan nilai ekstrim terlihat pada penerapan standard operating procedure dan hubungannya terhadap bekerja di bawah pengawasan yang sedikit. Hal ini menunjukan bahwa dalam penerapan SOP, trainee tidak perlu diawasi agar hasilnya menjadi efektif. Atau dengan kata lain penerapan SOP menjadi tidak efektif apabila trainee diawasi dalam pelaksanaanya.
Sedangkan hubungan yang sangat kuat terlihat pada hubungan penerapan strategi manajemen dengan ketepatan penyelesaian kerja. Diasumsikan apabila trainee melakukan strategi manajemen dengan baik, maka hasilnya akan menjadi efektif dengan ketepatan penyelesaian kerja.

  


Tabel 4.18
Analisis Hubungan Multi-skilled Trainee dan Efektivitas Kerja
 
 
 
 


MLTSKL
EFEK
MLTSKL
Pearson Correlation
1
,413(*)
Sig. (2-tailed)
.
,023
N
30
30
EFFECT
Pearson Correlation
,413(*)
1
Sig. (2-tailed)
,023
.
N
30
30

Tabel 4.18 menunjukan hubungan multi-skilled trainee terhadap efektivitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang. Tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat hasil yang signifikan dari hubungan multi-skilled trainee dengan efektivitas kerja. Hubungan menunjukan nilai 0,413 yang dalam skala korelasi merupakan hubungan positif yang lemah. Tingkat signifikansi adalah 0,023 atau ≤ 0,05, dengan demikian maka H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara multi-skilled trainee dan efektivitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang.

I.                   KESIMPULAN

Peranan multi-skilled trainee di departemen kantor depan hotel berbintang terhadap efektivitas kerja dapat mendorong tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa yang diberikan. Melihat pentingnya kepuasan pelanggan bagi hotel, maka peranan trainee yang serba bisa ini perlu untuk diperhatikan dan kemudian dikembangkan guna menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Hal ini perlu ditindaklanjuti karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dimana ditemukan bahwa terdapat hubungan antara multi-skilled trainee dengan efektivitas kerja di departemen kantor depan hotel berbintang. 


Oleh:
Amalia Mustika
Julius Anthony



DAFTAR PUSTAKA

Bardi, James A., Chia Hotel Front Office Management. Newyork: Van Nostrand Reinhold. 1990

Hasibuan, S.P, H. Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000.

Robbins, Steohen P., Organizational Behavior. Sevent Edition. Prentice all International, Inc. (UK) Limited, London. 1996

Simamora,Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN, 2001.

Sugiarto. Endar Operasional Kantor Depan Hotel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Sugiarto. Endar dan Sri sulartiningrum. Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. 1998