Rabu, 04 Mei 2011

PENANGANAN STRESS DALAM MANAJEMEN WAKTU DAN APLIKASINYA PADA INDUSTRI HOREKA

Abstract
Tubuh manusia dapat mengalami stres dan merasakan reaksi dari stres tersebut. Karyawan yang mengalami stres menyebabkan berkurangnya produktivitas kerja, meningkatkan kealpaan kerja dan kemungkinan adanya keluhan dari pelanggan. Stres dapat terjadi karena tipe dari pekerjaan, banyak pekerjaan yang dilakukan dalam tiap harinya, menghadapi pelanggan atau rekan kerja dan lingkungan kerja. Manejemen stres merupakan hal yang penting dalam setiap peristiwa kehidupan, dimana manajemen stres mempunyai teknik untuk mengurangi adanya stres terutama dengan cara mengelola waktu.

The human body is designed to experience stress and react to it. Stressed employees lead to decreased work’s productivity, increased absenteeism and it may be more customer complaints.  Stress arising from: - type of job, - the day-to-day demands of the job, - the way people deal with each other at work, - and the environment they work in. Stress Management involves responding to major life events and it has techniques for managing stress like time management
Kata Kunci : Stres, Manajemen Waktu

I.  Pendahuluan

Pada kehidupan modern seperti sekarang ini, dimana telah banyak berdiri gedung-gedung untuk penginapan seperti hotel, motel, wisma, tempat jamuan makan seperti  restoran, cafĂ©  dan lain-lain. Seiring perjalanan waktu, makin banyaknya pertumbuhan  tempat penginapan, restoran dan perusahaan catering  begitu pula perkembangan teknologi yang pesat dibutuhkan pula sumber daya manusia yang kreatif, potensial , dan sehat jasmani serta rohaninya, dalam menghadapi era persaingan yang ketat dan juga untuk mempertahankan produktifitas kerja dengan  memberikan pelayanan terhadap tamu-tamu yang berkunjung baik untuk menginap ataupun hanya untuk menikmati menu hidangan yang disajikan di hotel, restoran ataupun perusahaan catering.
Berbicara mengenai sumber daya manusia, haruslah kita mengetahui bahwa kehidupan manusia itu berselang-seling antara masa tenang, masa stres, dan masa krisis. Sebagian besar orang berpikir bahwa kehidupan merupakan suatu irama yang berkesinambungan dari badai krisis menuju ketenangan dan kembali lagi kepada krisis yang lain. Sumber daya manusia yang menghadapi banyak stres  dapat mengganggu keharmonisan hidup. 
Stres adalah suatu keadaan yang berbeda dengan krisis. Stres tingkat rendah dapat dilihat pada diri seorang petugas yang menghadapi berbagai keluhan tamu yang tidak dapat dia tangani sendiri. Tingkat stres yang wajar diperlukan untuk mendorong kita maju dalam hidup dan untuk menyelesaikan berbagai hal. Banyak orang memperoleh prestasi terbaik ketika mereka berada dalam keadaan stres, tetapi itu stres yang dapat mereka tangani. Mereka memanfaatkannya dan menjaga agar stres itu tetap dalam batas-batas tertentu.

A.        Apakah Stress Itu?

Menurut H. Achdiat Agoes DKK (2003;15) definisi kondisi dinamis dengan rasa tegang dan cemas pada individu atau kumpulan individu dikarenakan adanya ketidak-seimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon yang dihadapkan dengan kesempatan dan pembatas yang diinginkannya dengan ditandai oleh ketegangan emosional yang berpengaruh terhadap kondii mental dan pisik.
Menurut seorang pakar stress Dr. Hans Selye membedakan lagi stres yang sehat dan stres yang tidak sehat. Pada dasarnya kita semua menghadapi stres sehari-hari dalam berbagai situasi namun ada yang terkendali dan tidak terkendali. Justru adanya stres yang terkendali atau tantangan orang-orang dipicu untuk maju dalam profesinya, ia bergairah untuk kreatif, inovatif dan berprestasi dan telah membuktikan 50-80 % penyakit akut dan kronis dapat dilatarbelakangi oleh stres. Disamping itu setiap kondisi stres banyak mengeluarkan vitamin, mineral dan kebutuhan zat gizi makro-mikro pada stres yang meningkat untuk mengkompensasi cadangan.
Stres adalah suatu tipe tindakan atau situasi yang membebani seseorang dengan tuntutan-tuntutan yang berat atau yang bertentangan. Tuntutan itu seringkali mengacaukan keseimbangan tubuh. Stres adalah suatu situasi yang secara kronis mengganggu atau mengacaukan seseorang. Yang merupakan indikator adalah penantian penuh kecemasan atas kejadian-kejadian yang akan datang yang tidak dapat dihindari, dan kemudian perhatian dan pikirannya tersita oleh peristiwa-peristiwa itu selama suatu jangka waktu sesudah peristiwa-peristiwa itu terjadi. Istilah stressor digunakan untuk pengalaman fisik atau psikis yang tidak menyenangkan tersebut.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko, (1996), stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir dan kondisi seseorang juga memberikan beberapa kemunkinan terhadap kekuatan motif, maksudnya bisa berakibat negatif dengan menimbulkan patah semangat yang berakibat produktivitas atau prestasi kerja karyawan menurun, namun ada pula karyawan yang memberikan hal positip untuk menanggulangi stres yang dihadapinya.

B.        Stres Di Tempat Kerja

Stres di tempat kerja bukanlah fenomena yang baru. Akan tetapi, sekarang ini stres telah menjadi masalah manajemen yang sangat penting baik dalam industri horeka ataupun dunia bisnis lainnya. Alasan yang menyebabkan stres kerja sangatlah kompleks, berkisar dari perubahan ekonomi, kemajuan teknologi yang sangat cepat, banyaknya permintaan atas pemenuhan kebutuhan tamu yang beraneka ragam kebutuhannya, karakter tamu itu sendiri yang selalu kurang puas dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Tempat kerja terutama yang berhubungan dengan orang lain seperti pada industri horeka ini sangatlah beresiko tinggi untuk mendapatkan stress. Penyebab penting yang menyebabkan petugas menjadi stres bukanlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja saja, atau dalam rangka melakukan tugas rutin saja, tetapi banyak hal yang dapat menjadikan mereka stres, baik pengaruh dari dalam dan luar ditempat mereka bekerja. 
Adapun menurut H. Achdiat Agoes  (2003;46) penyebab stres dikelompokan ke dalam tiga kategori:
a.       Penyebab Organisasional, yaitu : Kurangnya kreatifitas, pelatihan, hubungan yang buruk antara bawahan dan atasan, bertambahnya tanggung jawab tanpa pertambahan gaji dan petugas yang dikorbankan, bila terjadi hal-hal dalam penurunan laba/ keuntungan. Adanya faktor kepemimpinan yang menekan karyawan dengan pengawasan yang ketat dan secara memdadak dapat memecat karyawan tanpa adanya peringatan terlebih dahulu.      
b.       Penyebab Individual, Yaitu : Konflik dengan rekan kerja, kejenuhan, ketidakpuasan kerja, kurangnya pengakuan kerja dan penghargaan, pertentangan karier dan tanggung jawab keluarga (untuk karyawan yang telah berkeluarga terutama wanita)
c.        Penyebab lingkungan, yaitu : buruknya kondisi lingkungan kerja seperti pencahayaan, ventilasi, suhu udara, kebisingan dan lain-lain. Diskriminasi ras, pelecehan seksual, kekerasan di tempat kerja, kemacetan saat berangkat dan pulang kerja.


C. Efek Stress

Berdasarkan model stres  telah dijelaskan sumber atau pemicu adanya stres dari ketiga kategori diatas menurut Achdiat. Berdasarkan pemicu adanya stres, maka  akan terlihat perbedaan pada diri individu itu sendiri, dimana mereka/karyawan yang kondisi tubuhnya mengalami stres mempunyai perbedaan dalam pandangan/persepsi terhadap individu lainnya sehingga menimbulkan dugaan-dugaan yang bermacam-macam.  Perbedaan pengalaman, hubungan sosial, memiliki kepercayaan pada tempat-tempat tertentu dan bahkan dapat menimbulkan terjadinya permusuhan (mereka saling berdiam diri, tidak percaya satu sama lain, selalu curiga). Adanya stress berakibat pula pada fisik, psikis  dan perilaku karyawan di industri horeka ini, yaitu murung, tidak mau bergaul, sukar di ajak kerjasama dan bersikap masa bodoh.
Stres yang berakibat pada fisik akan terlihat adanya gangguan sakit kepala sebelah (migrain) yang tiada henti-hentinya, gangguan pada tekanan darah, jantung, selalu letih, lesu, tidak bersemangat dalam menjalankan tugas dan lain-lain.
Akibat psikis atau kejiwaan pada karyawan terlihat pada tingkat kecemasan yang tinggi, seperti tangan yang berkeringat dingin, sakit perut yang melilit, selalu merasa tidak aman, mudah curiga terjadinya depresi, tidak bisa tidur dan mengakibatkan menurunnya produktifitas kerja.
Stres yang berakibat pada perilaku karyawan yang terkena stres adalah tingginya tingkat kemalasan, datang terlambat, sering tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, konsentrasi dalam melayani kebutuhan tamu menurun, sehingga dapat menimbulkan banyak komplain. Padahal dengan banyaknya keluhan dari tamu dapat menambah tingginya tingkat stres pada karyawan, kemungkinan besar bila stres tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan banyaknya karyawan yang keluar-masuk suatu perusahaan (high turn over).

D.         Stres dan Kepribadian

Menurut H. Achdiat Agoes DKK (2003;16) yang disebut kepribadian A dan kepribadian B. Tipe kepribadian A lebih rentan terkena stres daripada tipe kepribadian B.
Adapun ciri tipe kepribadian A sebagai berikut:
a.       Ambisius, agresif, banyak jabatan rangkap dan suka akan persaingan
b.       Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan cepat marah
c.        Kewaspadaan berlebih, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan
d.       Cara berbicara dan bertindak cepat, tidak dapat diam
e.       Bekerja tidak mengenal waktu, dapat memimpin dan otoriter
f.         Lebih suka bekerja sendirian, apalagi bila ada tantangan
g.       Pandai menimbulkan rasa empati dan bila tidak tercapai apa keinginannya mudah bersikap bermusuhan
h.       Kaku, tidak mudah dipengaruhi
i.         Tidak dapat bersantai, bila berlibur pikirannya ke pekerjaan
j.         Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali

Adapun ciri tipe kepribadian B sebagai berikut :
a.       Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi serta tidak  memaksakan diri
b.       Tenang, sabar, tidak mudah marah dan tersinggung (emosi dapat dikendalikan dengan baik)
c.        Kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan percaya diri tidak  berlebihan
d.       Cara berbicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, tingkah-laku tidak  hiperaktif
e.       Dapat membagi waktu dengan baik untuk bekerja dan beristirahat.
f.         Dalam berorganisasi dan memimpin mempunyai sifat yang karismatik dan suka bekerja sama serta tidak memaksakan diri apabila menghadapi tantangan (dapat
g.       Mudah bergaul, ramah dan Tidak kaku, dapat menghargai pendapat lain serta dapat menimbulkan empati untuk mencapai tujuan bersama
h.       Apabila berlibur, dapat menikmati liburan tersebut, karena dapat membebaskan diri dan pikirannya dari pekerjaan rutin.  mengukur kemampuan dirinya apabila ada proyek baru).
Contoh pola tingkah-laku atau tipe kepribadian A da B sifa-sifat yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak berarti mutlak harus ada pada diri seseorang. Seringkali batasannya kabur ataupun tumpang tindih.

E.         Manajemen Stres

      Menurut, John L.  (1998; 83) dalam jurnal ilmiahnya, manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan.
Menurut Julian Ford, Ph.D (2003; 2) yang termasuk dalam stres manajemen adalah:
a.       Fisik dan mental relaxation
b.       Berpikiran positip
c.        Penyelesaian masalah
d.       Mengontrol rasa marah
e.       Manajemen waktu
f.         Berolahraga
g.       Bertanggung jawab
h.       Adanya komunikasi
    

F.         Manajemen Waktu Dan Aplikasinya pada Industri HOREKA

Waktu sering menjadi musuh terbesar dalam hidup. Apabila  tidak bisa memanfaatkan waktu seoptimal mungkin, maka akan tergilas oleh waktu yang tidak terasa, akhirnya semua rencana semula jadi berantakan tidak terorganisir dengan baik. Oleh karena itu perlulah mengelola waktu sebaik mungkin. Kebanyakan orang barat bilang, time is money, sedangkan orang Islam bilang time is "pahala".
Oleh karena manajemen waktu bagian dari manajemen stres, maka manajemen waktu mutlak diperlukan untuk memperkecil adanya gangguan stres pada karyawan tersebut. Konon, pribadi-pribadi yang sukses yang dapat memperkecil terjadinya stres pada diri sendiri adalah mereka yang piawai menyiasati dan mengatur waktunya sedemikian rupa. Dan juga mereka tidak akan melewati waktunya tanpa hal yang berguna.
Menurut artikel dari Astaga.com (2003;2), bagaimana melakukan waktu dengan baik :
a.       Tetapkan tujuan dan cita-cita
Tanyakan pada diri sendiri, ‘Untuk apa dan buat siapa saya hidup?’ ‘Apa yang saya inginkan?’,’Apa yang harus saya lakukan?’. Apa yang harus saya kerjkan? Dan menuliskan semua jawaban tersebut dalam sebuah buku atau agenda yang dapat dibawa kemanapun kita pergi, sehingga setiap waktu kita dapat membaca tujuan dan cita-cita tersebut. Tujuan dan cita-cita yang realistis dan terukur dalam arti sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Karena orang-orang yang sukses dan bahagia adalah orang-orang yang mengetahui tujuan hidup dan menyadari kemampuannya. Karyawan yang bekerja pada industri HOREKA ini, menetapkan tuuan dan cita-cita untuk mencapai karir yang paling puncak, dengan melakukan perencanaan-perencanaan yang matang.
b.       Melakukan perencanaan.
Meluangkan waktu untuk membuat perencanaan hidup, dan menetapkan rencana secara cermat yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan citi-cita hidup. Misalnya rencana untuk menyusun proposal biaya catering, menangani keluhan tamu dengan detail yang jelas, perencanaan untuk orang-orang yang bertugas mencari tamu untuk menginap di hotel (salescall). Ataupun melakukan perencanaan masa depannya untuk terus berkarir dalam hospitality industry, seperti merencanakan untuk dua tahun ke depan sudah harus menjadi supervisi, tiga tahun kedepan mungkin sudah harus menjadi wakil menejer dan seterusnya.
c.        Tetapkan skala prioritas.
Setelah membuat perencanaan, membuat daftar hal-hal yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Seperti apa yang harus  diraih dalam minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan seterusnya. Misalnya minggu depan adanya pelatihan layanan prima (customer care) bulan depan sudah menjalankan rencana kerja bulanan yang terpenting, tahun depan sudah bisa menikmati hasil kerja yang telah dilakukan selama ini, dsb. Menjadwalkan kegiatan menurut peringkat perioritas.
d.       Membatasi rencana
Terlalu banyak rencana juga bukanlah hal yang baik jika sadar tidak mungkin mengerjakan semua rencana tersebut. Rencana yang terlalu banyak hanya akan membuat stress semakin menumpuk. Bahkan apabila gagal mencapainya kemungkinan besar bisa frustasi. Membuat rencana yang diyakini dapat terselesaikan dengan baik. Biasanya dahulukan rencana yang prioritas untuk satu bulan kedepan, bila sudah tercapai buat kembali rencana untuk bulan kedepannya begitu seterusnya, sehingga rencana tidak menumpuk sebelum selesai rencana satunya lagi. Pembuatan rencana juga ditulis dalam buku agenda dengan susunan yang rapi, sehingga membacanyapun membuat mata tidak sakit.
e.       Meluangkan waktu.
 Walau sejumlah rencana yang telah dimiliki dimana rencana tersebut akan segera dikerjakan, jangan lupa luangkan waktu  untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi diri sendiri. Mengatur waktu diri sendiri di kantor berdasarkan kebutuhan, karena tentu saja diri kitalah yang tahu kapan waktu untuk bekerja keras dan kapan waktu beristirahat dan santai. Saatnya kerja tentu harus konsentrasi kerja. Dan memaksimalkan waktu untuk bersantai, misalnya tidur/beristirahat, melakukan hobi misalkan membaca buku, memasak, melukis. Melakukan kegiatan lainnya seperti berkumpul dengan keluarga dan sahabat untuk berlibur,  belanja, bermain “game” di komputer. Bagi banyak orang, musik terbukti ampuh untuk mengatasi stres. Mendengarkan musik di tempat kerja, dengan pilihan lagu  yang sesuai dengan selera. Melakukan meditasi dan mendengarkan musik yang tenang, rangkaian kata-kata yang teduh dan menenangkan serta suasana lingkungan yang hening, dapat menekan si pemicu kecemasan seperti produksi hormon adrenalin.
Menurut Menurut Prof. DR. Suprapti SM., pada Majalah Intisari (2005 ;192) Sidharta Gautama menyatakan meditasi menjadi jalan untuk kebebasan jiwa dan ketidakterikatan itu merupakan kunci rahasia kehidupan. Dan melalui meditasi akan lahir kebijaksanaan dan pengetahuan.
Meluangkan waktu dengan  berolahraga juga merupakan hal yang sangat efektif dalam menurunkan stres. Moorehead dan Griffin (1995: 64) mengatakan, melakukan aktifitas fisik yang secara teratur dapat menambah hubungan antar neuron dan memperkuat jaringan saraf, sehingga meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, perasaan dan penampilan menjadi lebih longgar dan tenang,
H. Achdiat DKK (2003;62), untuk umat muslim yang sedang dilanda stres, salah satunya adalah meluangkan waktu dengan mengingat Allah SWT, membaca Al-Qur’an dan melakukan sholat tahajud sambil berzikir di malam yang tenang dengan rutinitas, maka kebugaran dan ketenangan akan diperoleh individu tersebut.

II.         Kesimpulan

Lingkungan kerja merupakan tempat terpenting untuk meningkatkan kesehatan sebagian besar penduduk. Selain bermanfaat langsung bagi perusahaan, juga karena orang menghabiskan sebagian besar waktunya di tempa kerja. Di sisi lain, tempat kerja merupakan lingkungan yang sangat berperan dalam kesehatan jiwa dan fisik seseorang. Kesehatan disini termasuk menangani stress yang terjadi pada karyawan industri HOREKA, yang selalu berhubungan dengan orang lain, maksudnya disini adalah pelanggan, yang pada hakekatnya pelanggan selalu benar., sehingga dapat memicu tingkat stress karyawan pada industri ini sangatlah tinggi.
Salah satu penanganan stress adalah dengan melakukan seoptimal mungkin manajemen waktu yang merupakan salah satu faktor dari manajemen stress yang telah diuraikan diatas. Karyawan industri HOREKA yang terorganisir waktunya (dapat mengelola waktunya) sebaik mungkin, sering dapat mencapai dua kali apa yang dicapai dari pada orang yang tidak mengelola waktunya dengan baik. Dengan demikian waktu yang berharga akan lebih efektif apabila sudah mempraktekkan manajemen waktu ini dengan benar, kesuksesan baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi perusahaan dan pelanggan  akan segera teraih dengan baik.

III.    Saran

Adapun beberapa saran yang dapat dituangkan dalam tulisan ini adalah:
a.       Menjaga emosi yang tidak terkendali yang bisa membawa kehancuran.
b.       Meminimal adanya kejadian atau peristiwa yang dapat memicu terjadinya stress, jika kita kurang pandai menghadapinya bisa menghambat produktivitas kita.
c.        Banyak-banyaklah tersenyum, memuji orang lain dengan iklas dan mempunyai sense of humor yang baik.
d.       Milikilah Cinta karena cinta memiliki energi yang dahsyat dalam kehidupan. Jika kita mengelolanya dengan baik, akan membawa manfaat yang sangat banyak. Cinta bukan hanya dengan pasangan hidup atau manusia saja tapi juga dengan  alam (seperti menjaga kebersihan, memelihara pepohonan) dan hewan


DAFTAR PUSTAKA
Astaga.com. Karir Tips-trik Pentingnya Manajemen Waktu  03 Jan 2001
Agoes, Achdiat., H. Kusnadi HMA., MSi., H. Siti Candra W.B, SP OG. Teori & Mamajemen Stress (Kontemporer dan Islam)
Ford Ph.D., Julian, Managing Stress and Recovering from Trauma: Facts and Resources for Veterans and Families a National Center for PTSD Fact Sheet by, Executive Division, White River Junction 2003.
Gregory, Morehead and Ricky w. Griffin (1995). Organizational Behavior, Managing  People and Organization, Boston, Houghton Miffin
Handoko, T. Hani (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia . Yogyakarta BPFE
Lansdberger, John “It Is The Mind that Makes The Body” ST. Paul Press Dispatch. University of St. Thomas Web Services. USA. 1998.
Rahmat Artikel Motivasi Manajemen Islami “Manajemen Hidup”. Buletin Mingguan On-line. Jakarta. 2004
Robbins, Stephen P., Organizational Behavior. Seventh Edition. Prentice Hall International, Inc. (UK) Limited, London. 1996
Selye DR. Hans, “Artikel Kesehatan- Me-Manajemen Waktu”. Waralaba CNI. Jakarta. 1998
 Suprapti SM Prof. DR. (2005), Majalah Intisari “Edisi Khusus Mind Body & Soul” PT. Gramedia. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar